Esensi jualan yang pertama adalah MENOLONG ORANG.
Tanpa disadari, jualan adalah proses pertukaran antara uang dan manfaat.
Setiap uang yang dikeluarkan oleh pembeli akan ditukar
dengan manfaat yang dikemas dalam bentuk produk baik berupa barang
ataupun jasa.
Setiap manfaat pasti memiliki kemampuan untuk memenuhi keinginan, kebutuhan, bahkan menyelesaikan sebuah permasalahan.
Bayangkan… Jika seandainya banyak orang di luar sana yang tertolong karena hadirnya produk kita, kita tentu senang bukan?
Jika niat kita adalah MENOLONG ORANG, kalaupun ditolak, kenapa harus gundah gulana? Masuk akal?
Mulai saat ini, ketika jualan, munculkanlah rasa ingin menolong orang.
Niatkanlah di dalam hati bahwa penawaran yang diberikan
adalah sebuah penawaran “pertolongan” atas keinginan, kebutuhan, atau
permasalahan yang sedang ia hadapi.
Harapannya, dengan hadirnya produk kita, semua hal tersebut dapat terselesaikan.
Dengan begini, ketika ia membeli, kita bersyukur, dan
ketika ia menolak, kita tak perlu kecewa, karena sedari awal niatan kita
adalah menolong.
Esensi jualan yang kedua adalah MENEBARKAN MANFAAT
Bisa Anda bayangkan, saat jualan, minimal kita sedang membantu mendistribusikan produk dan manfaat ke banyak orang.
Lebih dari itu, ketika jualan, kita sedang mendorong berputarnya uang.
Kecepatan dan volume perputaran uang di sebuah masyarakat menentukan kesejahteraan masyarakat tersebut.
Indonesia adalah salah satu contohnya. Ketika Eropa dan
Amerika sedang dilanda krisis besar-besaran, Indonesia malahan menembus
pendapatan perkapita hingga 3000$ per tahun.
Mengapa? Karena penduduk kita suka jualan. Mulai dari
pedagang kaki lima, ibu-ibu arisan, mahasiswa, hingga orang-orang di
perkantoran.
Proses jual beli ini yang meratakan distribusi uang. Jika distribusi uang sudah merata, Indonesia akan sejahtera
Kalau sudah begitu, hal apa saja yang membuat kita pasrah dan menyerah saat menghadapi penolakan dan kegagalan saat menjual?
Toh esensinya menolong orang dan menebarkan manfaat kan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar